www.flickr.com

Elang Dan Kalkun

January 2nd, 2011 | by Richardus Sendjaja |

Konon dahulu Elang dan Kalkun adalah burung yg menjadi teman yg baik.Dimanapun mereka berada, selalu pergi bersama-sama.  Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Suatu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, “Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!.Elang membalas, “kedengarannya ide yang bagus”

Jadi ke-2 burung melayang turun kebumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor sapi.

Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silahkan cicipi jagung manis ini.”

Ajakan ini membuat ke2 burung ini terkejut.

Mereka tidak biasa jika ada binatang lain  berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya.

Elang bertanya, “Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami? .

Sapi menjawab, “oh , kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan” dengan undangan ini, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah.Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang tuan Petani.

Sapi menjawab, “Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan”

Kalkun tambah bingung, “Maksud kamu, tuan petani itu memberikan padamu semua yg ingin kamu makan?”

Sapi menjawab, “tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal .”

Elang dan Kalkun menjadi syok berat!

Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini.

Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya u/ meninggalkan tempat itu, Kalkun & Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang. “Mungkin kita harus tinggal disini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yg kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah kita bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup.

Elang juga goyah dengan pengalaman ini.

” Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yg menjdapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan beban mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik”.

Akhirnya Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan u/ menetap dimana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati  tantangan rutin yang menbuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya  si kalkun,Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana kedepannya.

Semuanya berjalan baik bagi si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun suatu hari dia mendengar istri tuan Petani menyebutkan bahwa hari raya Thanks giving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk pergi dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknnya, si Elang. Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di hari Thanks giving keluarga tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar.

Renungan

Ketika kita  menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan,

kita  mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan kita ……

dan kita akan menyesalinya setelah segalanya berlalu 

dan tidak ada KESEMPATAN lagi ……

Seperti pepatah kuno “selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus”

Sorry, comments for this entry are closed at this time.

View Richardus Sendjaja's profile on LinkedIn